Selasa, 21 Mei 2013

What friends are for?

Dua tahun lalu tepatnya bulan desember, saya membuat tulisan mengenai persahabatan. Waktu itu saya mempertanyakan apakah sahabat itu benar-benar ada atau tidak. Ketidakpercayaan saya kala itu adalah akibat dari kepercayaan yang terlalu berlebihan terhadap seseorang yang dikenal hampir dua tahun lamanya. Kepercayaan yang dibumbui segala macam cerita sehingga akhirnya menjadi berlebihan dan tidak lagi bisa diteruskan. 

Dua tahun lalu saya bersyukur dengan keadaan saya, dimana akhirnya saya bisa ikhlas menerima masalalu saya dan berjalan ke depan. Walau pertanyaan besar masih terus menari-nari di kepala saya. Mengenai 'persahabatan'. Dan sekarang..... saya masih saja skeptis mengenai hal tersebut, mengenai keberadaan kata 'persahabatan'. Apalagi saya baru saja menghadapi 'cobaan' berupa 'tamparan' dari beberapa teman yang 'menginginkan' saya untuk berubah menjadi sosok yang mereka inginkan hingga akhirnya saya dapat 'diterima' kembali oleh mereka. 

Saya mohon maaf, saya tidak 'semurah' itu. Mengubah diri saya atau sikap saya agar bisa diterima oleh sebuah lingkungan, maaf, saya bukan orang seperti itu. Ini saya, kalau suka, silahkan, kalau tidak suka, tidak apa-apa. Sebut saya sombong, sebut saya arogan. Tapi sebentar, jangan dulu emosi. Saya mau tanya, sebelum kalian menilai dan berniat merubah seseorang sekeinginan kalian, apakah kalian sudah yakin bahwa kalian benar-benar 'bersih'? 

Ketika kalian berkumpul sebagai korban dan membicarakan 'masalah' saya, apakah kalian tidak berpikir apa yang saya rasakan? ketidaktahuan saya tentang 'obrolan' kalian. 'Kepolosan' saya yang tercipta karena akting yang kalian mainkan ketika sedang bersama saya. Apakah kalian tidak berpikir bahwa kalian 'sama' seperti saya?

Saya, tidak bisa berada di suatu lingkungan yang dimana lingkungan tersebut tidak membuat saya nyaman. Saya tidak bisa bersama-sama satu ruangan dengan orang yang saya tahu 'muak' dengan tingkah laku saya. Dan saya tidak bisa merubah diri saya agar bisa diterima di lingkungan yang di dalamnya terdapat orang-orang yang tidak bisa menerima saya apa adanya. Saya belajar loh, untuk menerima kalian, dengan segala keunikan di dalamnya. Saya pikir, well, beberapa orang mengatakan bahwa sahabat itu, menerima apa adanya, baik buruknya seorang sahabat, kita terima, karena kita juga tidak sempurna. 

Pertanyaan saya yang dua tahun lalu itu mengenai persahabatan mungkin bisa saya jawab sekarang. Bisa berubah menurut waktu dan pengalaman. Tapi yang jelas saya sudah bisa menjawab bahwa persahabatan.... adalah.... seperti Unicorn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar