Minggu, 27 November 2011

Semangkok Bakso


Cerita berawal dari perjalanan saya dari kampung halaman tercinta menuju kota tempat belajar saya yg tercinta a.ka Bandung. Saya berangkat bersama kakak perempuan saya, Bunda. Kami naik bis berwarna biru, yang biasanya memiliki pelayanan yg memuaskan (yang dimaksud di sini bukan di dalam bis ada pelayan yg sigap seperti pramugari, tetapi bapa supir yang mengerti kebutuhan penumpang yg ingin cepat sampai). Namun keberuntungan tidak berpihak kepada kami, bis yang kami tumpangi berjalan begitu lambat, mulai dari cianjur hingga tol padalarang. Bisa kalian bayangkan, bahkan di tol pun kecepatan bis boleh dibilang seperti kura2 dikejar semut, tidak ada semangat hidup. Sekalinya c bapa supir menancap gas, bagian2 bis seolah2 akan terlepas, seperti kakek2 yang dipaksa lari sprint.

Setibanya di daerah Kalapa, kami memutuskan untuk membeli bakso tulang rusuk. Nama tempatnya mungkin ada yang tahu??? Bakso Semar, cabang Cihampelas. Ini kali ketiganya saya makan bakso di tempat itu. Dan malam ini kali pertamanya saya benar2 ‘makan’ bakso sesuai pesanan saya. Bayangkan, ketika pertama kali saya datang ke sana, jika saya diberi kekuatan super, saya pasti menghancurkan tempat itu dan bersumpah tidak akan pernah datang lagi.
Sama seperti cerita yg sekarang, waktu itu sehabis pulang ‘mudik’, saya datang ke tempat itu, memesan bakso, lagi2 bersama kaka perempuan saya. 15 menit, setengah jam, sejam, ya!!! SEJAM kami menunggu pesanan kami belum tiba, sementara orang2 yang baru saja datang sepuluh menit yang lalu langsung mendapat pesanan baksonya. Saya pun menanyakan kepada pelayannya, ‘mas, pesanan saya mana??’ eh mas baksonya balik nanya ‘mbak pesan apa?’ Lho??? Kontan saya marah dan langsung mendatangi meja kasir, ‘saya sudah pesan bakso sejam yg lalu dan belum datang juga, maaf saya gak jadi PESAN!!’ . Ibu2 kasir gelagapan, dan pelayannya bingung,. Setelah di cek ternyata terjadi kesalahan di meja kasir, nota pesanan saya tersimpan di antara nota2 yang sudah dihitung dan mereka pikir saya sudah menerima pesanan saya. Ampe lebaran batak juga tuh bakso semangkok gak akan dateng2 cyiin, cape. Alhasil saya gak jadi makan di tempat itu, dan memilih bersahabat dengan pedasnya sambal dan gurihnya ayam goreng Bu Imas.
Kali kedua saya datang ke tempat itu karena penasaran ingin mencicipi bakso yang sebelumnya hanya bisa saya lihat. Saya melanggar janji saya yang sebelumnya blg kalo gak akan datang ke tempat itu lagi. Kali ini saya mengawasi pelayan yang mengabil nota pesanan saya, dan nota itu pun selamat menuju tempat seharusnya dia berada. Tapi tetap tidak beruntung, pesanan saya yaitu Mie bakso spesial tulang rusuk tidak saya dapatkan. ‘Rusuknya abis mba, maaf’. Aaaargghhhhh, sebel. Tiap datang kesitu pasti ada yg salah, saya akhirnya hanya memesan Mie bakso saja. Tapi WOW. Baksonya ternyata enak banget!!! Tekstur bakso uratnya pas, tidak terlalu keras, agak kenyal, benar2 tercampur antara urat, daging, dan bahan lainnya. Selain itu, kuah baksonya sangat gurih, rasanya seperti kuah sop daging, bukan kuah bakso. 2 jempol. Kekecewaan saya terobati, dan saya akhirnya berjanji untuk datang ke tempat itu lagi, karena penasaran dengan si tulang rusuk yg menjadi signature dish warung bakso itu.
And here we are again, kembali ke topik yang pertama, yaitu ini kali ketiganya saya datang ke tempat itu bersama Bunda. Sebelum memesan saya menanyakan dulu apakah tulang rusuknya masih ada atau tidak. Dan ternyata ‘alhamdulillah yah’ available!! Setelah hampir sepuluh menit menunggu, pesanan kami datang. Ini yang saya tunggu selama ini, haruu, bakso spesial tulang rusuk sapi mendatangi meja saya. Hore. Bakso spesial yang saya pesan terdiri dari satu buah bakso urat besar yang teksturnya benar2 pas, daging dan uratnya benar2 terasa tapi tidak keras ketika digigit, ditambah 4 buah bakso kecil yang kenyal2 empuk, tahu goreng kering yag sebenarnya susahhhh sekali untuk digigit, terlalu keras menurut saya sampai harus menggunakan tangan untuk memotongnya, tapi rasanya benar2 gurih dan renyah, lalu toppingnya yang merupakan gong adalah tulang rusuk itu sendiri, BUAAAANYYAAAAKK banget, memenuhi mangkok sampai2 baksonya tidak kelihatan dan ketika kita mengaduk baksonya, tulang rusuknya berjatuhan ke meja saking banyaknya, dan rasanya, mantap. Gak bikin sakit gigi, dagingnya empuk gampang terlepas dari tulang, yang seru adalah tulang rawannya atau daging  yang menyelip diantara tulang yang sangat gurih rasanya, dan tentu saja, kuahnya, mm,,,, pas banget, asinnya, gurihnya, panasnya, pas!!! Dan tidak membuat eneg. YUMM
 Oh iya, kalau kalian datang bersama teman2, atau keluarga, makan bakso Semar akan benar2 terasa nikmat. Namun, lain halnya jika kalian datang bersama pacar yang baru seminggu jadian, atau baru pedekatean. Saya sarankan, JANGAN. Soalnya kalian diharuskan makan menggunakan tangan. Kedua tangan. RUSUH BANGET. Susah kalo cuman makan pake sendok, sensasinya gak akan dapet. Tapi terserah sih. Baiklah, lanjutkan mereview. Selain bakso yang benar2 enak dan kuah bakso yang panas, sambal cabe yang disajikan di warung bakso Semar ini juga tak kalah nikmatnya. Kalaupun kalian penggemar pedas yang bisa dibilang kalau beli bakso itu ‘sambal yang di tambah bakso’, bukan ‘bakso yang dikasih sambal’, kalian tidak perlu takut. Sambalnya dijamin tidak membuat kapok dan sakit perut. Yang menarik adalah, mau sambelnya sebanyak apapun, tidak mengubah citarasa si kuah bakso itu sendiri, rasa sop daging yang dimiliki bakso itu tetap kuat terasa, namun sekali lagi, tidak membuat eneg. Pilihan bumbu dan sambal yang ditawarkan pun beragam. Jika kita merasa kuahnya kurang asin, kita tidak perlu meminta kepada pelayan untuk menambahkan. Dimejanya sendiri tersedia berbagai macam bumbu, seperti garam, penyedap rasa, merica, dan bumbu lainnya, seolah kita bisa meracik ulang sendiri sesuai selera kita. Namun hanya dengan ditambahkan sambal cabe saja bakso tersebut sudah lebih dari nikmat rasanya. Kalian juga harus mencoba pangsit yang disediakan di sana sebagai pengganti kerupuk. Rasanya renyah dan gurih, cocok untuk teman makan bakso.
Untuk harga seporsi bakso spesial yang saya pesan, saya cukup membayar 15 ribu rupiah, jika ingin tambah mie harganya mencapai 18ribu rupiah. Jika tidak memakai topping tulang rusuk, bakso urat yang lezat itu dihargai 13ribu rupiah, harga yang sepadan dengan rasa yang didapatkan.
Sedikit cerita, saya hobi makan, hobi mengkritik makanan, hobi memuji makanan. Ketika makan bakso rusuk tersebut bersama Bunda, beliau komentar melihat tulang yang begitu bersih. Ahahaa... walau sebelumnya selama 2 hari saya makan sop kaki sapi di rumah. Bayangkan, seharusnya saya merasa eneg untuk makan hal2 yang berbau daging sapi ataupun tulangnya karena saat malam, sarapan, dan saat makan siang saya makan sop tulang kaki sapi tanpa henti. Namun kecintaan saya terhadap makanan membuat saya jadi anti ‘eneg’. Kembali lagi ke tulang yang bersih. Bunda bertanya ‘de, kamu itu rakus apa laper sih?? Itu tulangnya bersih amat’. Dan saya mempunyai jawaban yang tepat  ‘teliti bund, saya orangnya teliti, jadi kalo ada daging yang nyelip2 di tulang rusuknya ya saya usahain buat dimakan semua’. Jawaban yang logis kan. Positif banget nanggepinnya.. hhaaahaa.. padahal mah laper meureun ya itu teh, ampe gak sadar kalo makanannya udah abis. Jadi kalau kalian termasuk orang yang selalu berjuang hingga akhir dalam memakan makanan yang sulit dimakan, kalian tinggal bilang ‘saya orang yang teliti, jadi kalau makan apa2 pasti habis sampai ke tulang2nya ’. J ...
Pernah ketika bibi saya yang jago masak memasak tulang jambal sambal ijo, jari tangan saya sampai tergores karena terlalu ‘teliti’ mencari daging jambal yang gurih itu. Akhirnya saya menyimpulkan bahwa bukan saya yang rakus atau salah saya yang membuat jari tergores, tapi orang yang menciptakan menu olahan seperti  tulang rusuk dan tulang jambal. Halo, jelas2 Tuhan menciptakan daging sapi yang lezat dan daging jambal roti yang gurih , yang kedua-duanya tidak perlu ketelitian untuk memakannya, tinggal ‘lepp’ (motto sosis so nice). Tapi kenapa kalian membuat menu dgn bahan seperti itu, dan kenapa kalian juga memakannya?? Sampai2 ada istilah ‘teliti’ dalam kamus saya, yang sebenarnya digunakan untuk menutupi ‘hobi makan saya a.ka addict nya saya terhadap makanan’.
Ya udah sih. Sekian review saya terhadap semangkok bakso Semar. Saran saya kalau mau datang ke tempat itu lebih baik di malam hari, karena rusuk yang disediakan sangat banyak dan pas sekali jika kita makan sesuatu yang hangat ditengah udara malam yang sejuk di Bandung. Kalau tadi sih hujan derasss banget. Lebih lanjut kalau kalian datang di sore hari, justru mungkin kalian tidak akan bisa menikmati kelezatan tulang rusuk di sana karena kehabisan, karena sepertinya cadangan tulang rusuk baru tiba setelah maghrib. Itu prediksi saya. Warung bakso semar buka 24 jam lho, keren. Gak kalah sama McD.

Notes ini bukan ajang berkeluh kesah atau pun promosi. Dan mungkin saya terlalu berlebihan dalam menggambarkan rasa semangkok bakso yang saya rasakan beberapa jam lalu itu. saya hanya ingin berbagi, bercerita, curhat, tidak sanggup untuk pergi ke Jakarta bertemu mamah dedeh dan mengatakan ‘curhat dong mah’. J jadi ya gini, nulis d notes sm d blog. Sekian. J enjoy yah J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar