Nah, ini dia
cerita lanjutan tentang pengalaman saya menaiki kereta KRD Ekonomi jurusan
Rancaekek- Padalarang bagian 2. Saya tiba di stasiun Rancaekek pukul 13.30,
kereta berangkat pukul 14.10. Jdi saya menunggu sekitar setengah jam d stasiun.
Lumayan untuk beristirahat saya pikir. Di sana banyak penumpang yang juga
hendak ke Cimahi, kami bersama-sama duduk di stasiun menunggu kereta. Ada
beberapa pengamen jalanan di sana, yang menarik adalah grup pengamen ini begitu
total dalam membawakan musiknya. Terdiri dari 4 orang, doa orang memegang
gitar, satu pemain drum, dan satu lagi pemain kontra bass, biasanya pengamen
yang keren itu pake biola kan, nah ini, kontra basssssss. Bayangkan, kontra
bass seukuran manusia dewasa di bawa-bawa dari satu stasiun ke stasiun lain.
Tak terbayangkan berat yang harus di pikul oleh pemain tersebut. Lagu yang
dibawakan juga sangat rapih sehingga penumpang pun memberikan tips yang lumayan
besar antara 1000,- sampai 10.000,-.
Kereta pun
tiba. Dari luar sudah tampak penumpang yang berdiri. Dalam hati, ya Tuhan saya
harus bersaing dengan puluhan penumpang lainnya untuk berebut masuk kereta.
Belum tentu dapat tempat duduk pula. Sedihnyaaaaa...... tpai karena pengalaman
saya sebelumnya, saya berhasil naik kereta tanpa terpeleset (pintu yang harus
dinaiki lumayan tinggi sekitar sepinggang orang dewasa dan tanpa tangga, jadi
kita harus berpegangan sangat erat untuk menarik badan kita sendiri naik ke
atas kereta). Di dalam kereta saya dengan cepat mencari tempat duduk yang
kosong, namun saya terkejut dengan pemandangan di dalam. Betapa tidak, gerbong
kereta di sulap menjadi mirip pasar tradisional. Pedangang buah, makanan, dan
minuman berjejer di tengah-tengah gerbong sehingga membuat penumpang kesulitan
untuk mencapai tempat duduk.
Saya
duduk di sebelah penjual sawo hahahaa... iya, buah sawo di jual di dalam kereta,
kira-kira ada sekitar 3 peti berjajar di dalam gerbong. Namun beginilah
menyebalkannya kereta ekonomi, tidak berbeda dengan bus ekonomi dan segala
kendaraan ekonomi lainnya. Apalagi kalo bukan rokok. Bapak-bapak, anak muda,
merokok. Ya gak apa kalo asapnya gak kena saya, tapi ini kenaaa L ... mana ada
bapak-bapak merokok sebelah bayi. Aduh. Saya ingin sekali ada peraturan untuk
merokok bagi mereka yang sudah tidak tertolong kelakuannya. Amin...
Perbedaan
kereta Patas dan KRD adalah, tentu saja kebersihan dan jumlah penjual di
kereta. Bayangkan, selain penjual sawo, makanan, minuman, ada juga penjual
sate. Namun sate yang di jual bukan sate daging, melainkan sate tepung kanji,
harganya 5 tusuk seribuuu, cocok untuk anak2. Selain itu juga ada penjual
sendal jepit seharga 2000,- untuk anak kecil, beliau membawa sekarung penuh
sendal yang besarnya sekitar 2x badan orang dewasa, karena harganya yang
tergolong sangat murah, penjual sendal itupun menarik perhatian bapak2 dan ibu2
yang kebetulan membawa serta anak2 mereka.
Cara yang unik
dilakukan para penjual makanan dan minuman, mereka menyulap kayu2 bekas dan
peti2 buah menjadi troli seperti halnya di pasar swalayan agar mudah di dorong
ke mana2.. Sementara para penjual minuman memanfaatkan ember bekas dari cat
yang besar untuk menampung minuman mereka, di tambah dengan roda besi sehingga
dapat memudahkan mereka berjualan.
Nah, jika anda
ingin tahu ada berapa jenis pengamen di dunia ini, anda tinggal naik KRD
ekonomi.. ya, banyak sekali pengamen yang berlalu lalang di kereta, ada bapak
tua yang buta, nenek2 yang buta, ada bapak2 yang masih muda, dan yang membuat
saya miris adalah ada pengamen ngesot, dalam artian sebenarnya (maaf) ...
seorang mbak2 yang sepetinya lumpuh berjalan dengan cara mengesot sepanjang
gerbong kereta sambil menyanyikan lagu lewat mikropon yang di bawa temannya,
saya hanya bisa menggelengkan kepala, bingung menanggapi. Yang membuat kesal
adalah, 3 orang pemuda yang berpura-pura buta dan menjadi pengamen, mereka
menyanyi tak karuan. Hm.
Banyak sekali
hal-hal yang menarik yang saya temukan di dalam kereta sepanjang perjalanan
pulang saya menuju Cimahi. Dalam post selanjutnya saya akan memberikan foto
tentang suasana di dalam kereta KRD berikut penjelasannya. Happy reading
friends J
(kiki: duapuluhduajanuari duabelas
jam setengahsembilan malam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar