Hmm..
Trainy day, are you sure???? Gak salah ngetik ki? Perasaan Rainy day deh, gak
pake T... yes!!!! Ini post bukan tentang
hari hujan, tapi tentang perjalanan saya kemarin tanggal 21 Januari... mungkin
untuk sebagian orang ini termasuk perjalanan yang biasa saja dan bahkan menjadi
keseharian, jalurnya juga bukan dari Bandung ke Surabaya seperti lagu anak-anak
berjudul ‘naik kereta api’, tapi dari stasiun Bandung menuju Rancaekek, hanya
sekitar beberapa kilo meter saja. Yang menarik dari perjalanan ini adalah
pengalaman pertama saya naik kereta ekonomi yang biasa disebut KRD Ekonomi.
Tujuan
saya ke Rancaekek adalah untuk mengunjungi keponakan dan kakak ipar saya. Kebetulan
di hari H saya sedang berada di Cimahi, di tempat saudara saya. Karena saya
belum pernah naik kereta dari Cimahi maupun Padalarang, saya tidak tahu di mana
letak stasiunnya. Akhirnya karena sedang tidak terburu-buru saya sengaja
berangkat ke stasiun Bandung naik angkot jurusan ST Hall- Cimahi. Dengan harga
4000-5000,- saya tiba tepat di depan stasiun. Rencananya saya hendak membeli
oleh-oleh dan mengambil uang di ATM untuk diberikan kepada keponakan, namun
baru sampai pintu gerbang tiba-tiba ada pengumuman ‘ya, kereta api baraya
geulis dari pedalarang menuju rancaekek dan cicalengka akan segera berangkat’.
Oh my God, kalo saya tidak segera mengejar kereta, saya harus menunggu sekitar
1- 2 jam di stasiun untuk keberangkatan selanjutnya. Akhirnya saya buru-buru ke
peron dan membeli tiket KRD Patas/ Baraya Geulis seharga 5000,- dan berlari
menuju jalur 2 tempat kereta berhenti. Biasanya saya selalu hapal jalur kereta
di sana karena sudah beberapa kali menaiki kereta, namun karena panik saya
benar-benar lupa sehingga harus 3 kali bertanya kepada petugas kereta yang
berseragam.
Saya
naik tepat 5 menit sebelum kereta berangkat. Suasana di dalam kereta Patas
lumayan nyaman, pintu yang tertutup secara otomatis, gerbong-gerbong yang
terawat, serta tempat duduk yang bersih membuat saya tenang. Oh ya, saya
berangkat sekitar pukul sepuluh dan tiba pukul sebelas di Rancaekek jadi saya
masih bisa mendapat tempat duduk, jika berangkat sore hari, jangankan KRD
ekonomi, Patas pun anda dipastikan berdiri.
Cerita
yang menarik ketika saya tiba di Rancaekek, karena belum membeli oleh-oleh
akhirnya saya pergi ke convenience store, karena saya ingat waktu itu ada toko
seperti itu di stasiun. Namun ternyata tokotersebut sudah tutup karena tidak
laku sehingga diganti dgn kios rokok. Saya pun membeli oleh-oleh di toko biasa.
Ketika membuka isi dompet, uang saya untuk diberikan ke keponakan kurang. Dan tidak
ada ATM di sana selain BTN. Sehingga saya harus ke pusat daerah yang bernama
Dangdeur untuk mengambil uang. (cerita ini ada di Trainy day part selanjutnya)
Nah
cerita yang ditunggu adalah perjalanan pulang saya menuju Bandung dengan menaiki
KRD Ekonomi. Karena saya akan kembali ke tempat saudara saya, saya hendak
mencoba turun di stasiun Cimahi atau padalarang. Kalo turun di stasiun Bandung,
jarak yan harus di tempuh sangat jauh untuk kembali ke cimahi. Ternyata kereta
yang berangkat pukul 2 siang menuju cimahi dan padalarang hanyalah kereta
Ekonomi. Cerita tentang kereta KRD yang
rawan kejahatan itu membuat saya sedikit takut, namun tidak ada pilihan lain,
sehingga akhirnya saya memesan tiket KRD Ekonomi. Harganya pun sangat murah,
yaitu 1500,- saja. Jika dibandingkan dengan Patas 5000,- atau bahkan dengan angkot
yang bisa mencapai lebih dari 20.000,-. Sarana angkutan yang sangat murah dan
cepat. Wajar saja jika kereta ini selalu penuh oleh penumpang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar