The best way to win in
most of arguments is to stay silent. (Cara terbaik untuk menang dalam
sebagian besar perdebatan adalah diam) Mario Teguh
Ketika membaca status
Mario Teguh ini di Facebook, saya menjerit dalam hati sekencang-kencangnya.
Apakah dengan diam segalanya akan menjadi baik? Apakah walaupun kita benar kita
harus berdiam diri?
Saya terlahir di sebuah
keluarga yang menjunjung kata Demokrasi, dimana setiap orang berhak
mengutarakan pendapatnya, dan Ibu saya mendidik saya agar selalu berbicara,
berani berbicara jika sesuatu hal yang tidak benar sedang terjadi. ‘Kamu harus
bisa ngomong de, kalo kamu tidak salah, kamu tidak perlu takut’. Kata-kata
tersebut benar-benar merasuk ke dalam diri saya. Saya menjadi orang yang vocal dalam
setiap diskusi di Kampus, saya menjadi mahasiswa terbaik ketika ospek, sehingga
akhirnya saya memegang jabatan penting di BE.
Pada pertengahan masa
jabatan saya, saya mengundurkan diri karena begitu banyak orang yang senang
berbicara tapi sangat sedikit tindakannya dalam bekerja di BE. Saya tipe orang
yang tidak bisa diam jika melihat ketidakkaruan di suatu organisasi, lebih baik
saya keluar, atau mereka yang berubah.
Sekarang saya sedang
merantau di negeri orang, di Jerman tepatnya. Perbedaan bahasa dan budaya
membuat saya kewalahan beradaptasi di bulan-bulan pertama. Tak jarang ditemui kesalahpahaman dalam berkomunikasi karena perbedaan budaya dan tentunya dalam penyampaian bahasa. Orang Indonesia di kenal memiliki gaya berkomunikasi secara tak langsung. Terkadang maksud dari ucapan kita itu tersirat, jika ingin menyampaikan sesuatu harus melewati gunung sungai dan lembah, agar orang yang menjadi lawan bicara tidak tersinggung. Sementara gaya berkomunikasi orang jerman itu adalah komunikasi secara langsung. Ketika mereka mengatakan tidak, berarti tidak. Ketika mereka mengatakan jelek, ya jelek.
Ingin rasanya saya
memiliki ‘konyaku penterjemah’ seperti yang dimiliki Doraemon. Tiba-tiba hanya
dengan makan jelly saya bisa berbahasa Jerman dengan lancar sehingga komunikasi bisa lancar dan menyenangkan. Tanpa harus beradu argumen atau apapun.
Tadi malam saya
mengutarakan perasaan saya yang sedang sedih karena susahnya berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan ketika berada di Jerman kepada pacar saya, beliau menasihati agar sabar dan
mengatakan bahwa cara terbaik yang bisa kamu lakukan adalah diam. Diam di sini berarti adalah untuk 'menerima'. Tidak melulu ketika kita berada dalam perdebatan kita harus menang, atau harus membuktikan bahwa kita benar. Membaca
status Mario Teguh ini membuat saya seperti mendapatkan 2 kali tamparan.
Haruskah saya diam? Ketika saya 'merasa' benar? Saya pikir, saya ingin menjadi pribadi yang baik. Diam belum tentu salah, berbicara lantang belum tentu benar. Lebih baik kita dengarkan dulu pendapat atau argumen orang lain, dan berpikir dulu DUA KALI sebelum angkat bicara.
The best way to win in
most of arguments is to stay silent…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar